Menulis Kutipan Dalam Skripsi Mahasiswa STIEKEN Blitar

Kutipan… ini yang selalu jadi masalah setiap kali mahasiswa menulis skripsi.  Bahkan tidak sedikit pula mahasiswa yang asal comot dan menggampangkan masalah kutipan ini.  Kondisi inilah yang menjebak mahasiswa ke dalam arena plagiasi yang parah, apalagi sumber kutipan comotan banyak bertebaran di internet. Padahal kutipan ini bisa menjadi landasan logika peneliti dalam melakukan analisa data penelitiannya sehingga menghasilkan laporan penelitian yang bermakna.

Dari pemikiran diatas, maka perlu adanya panduan bagaimana cara menulis kutipan dalam skripsi, utamanya cara penulisan dalam skripsi yang berlaku di STIE Kesuma Negara (STIEKEN) Blitar.  Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan”. Dari penjelasan Azahari ini maka jelas bahwa kutipan dilakukan karena diperlukan untuk membahas dan menelaah materi-materi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.  Jadi apabila suatu kutipan tidak dipakai dalam membahas dan menelaah materi penelitian tidak perlu dikutip dalam skripsi.

Ada 2 cara menulis kutipan, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

Penulisan kutipan secara langsung

– Dikutip apa adanya

– Diberi tanda petik/kutip pada isi kutipan (“………”)

– Jika kutipan bahasa asing atau daerah, maka tulisan dimiringkan (italics)

– Sertakan sumber kutipan dengan menulis diawal atau di akhir kutipan dengan format : nama keluarga, tahun terbitan dan halaman kutipan, contoh : (Putra, 2016:200)

Penulisan kutipan secara tidak langsung

– Menggunakan bahasa/kalimat/redaksi dari penuulis sendiri (parafrasa)

– Sertakan sumber kutipan dengan menulis diawal atau di akhir kutipan dengan format : nama keluarga, tahun terbitan dan halaman kutipan, contoh : (Putra, 2016:200)

Dalam skripsi penulis bisa menggunakan salah satu metode kutipan atau bisa juga menggunakan kedua metode tersebut bersamaan.  Yang pasti adalah penulis/peneliti harus jeli bahwa kutipannya tidak mengarah ke plagiarisme dan memang benar-benar dipakai dalam pembahasan dan penelaahan materi penelitian.

Dalam penulisan sumber kutipan pada dasarnya menggunakan metode apapun kutipan itu cara penulisan sumber sama caranya.  Berikut cara penulisan sumber yang berlaku di STIEKEN Blitar :

Penulisan : nama keluarga, tahun terbitan, halaman yang dikutip

Kutipan dari 1 penulis

Menurut Moeheriono (2009: 60) “kinerja adalah ganbaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi”.

“Balanced Scroecard merupakan alat manajemn kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan” (Mulyadi, 2009: 3).

Kutipan dari 2 penulis

Bodnar dan Hopwood (2005:1) mengartikan sistem sebagai berikut: “kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”.

“Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti orang dan perlengkapan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi” (Bodnar dan Hopwood, 2004:65).

Kutipan dari 3 penulis

Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2007: 23), menyimpulkan bahwa “pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam berbagai rantai nilai yang ada pada perusahaan”.

Untuk menilai ketercapaian implementasi tersebut dibutuhkan sistem pengukuran kinerja yang bisa membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi baik melalui alat ukur finansial maupun finansial (Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha, 2007: 179).

Kutipan lebih dari 3 penulis

Yuwono et.al (2007: 23), menyimpulkan bahwa “pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam berbagai rantai nilai yang ada pada perusahaan”.

Untuk menilai ketercapaian implementasi tersebut dibutuhkan sistem pengukuran kinerja yang bisa membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi baik melalui alat ukur finansial maupun finansial (Mahsun et.al, 2007: 179).